Rabu, 22 Juni 2016

 Pencegahan Cidera Olahraga

Setiap atlet atau siapapun yang melkukan aktifitas olahraga pasti mendekatkan diri dengan resiko cidera. Memang sering terjadi cidera tersebut tidak terlalu membahayakan. Namun demikian ada beberapa faktor yang perlu menjadi perhatian yang menjadi prinsip dari pencegahan cidera pada olahraga. Bila prinsip ini dilaksanakan maka tubuh akan siap melakukan aktifitas olahraga dengan aman. Prinsip pencegahan cidera tersebut adalah
  1. Kondisi fisik; adalah merupakan prinsip kunci dalam pencegahan cidera pada olahraga. Kondisi fisik yang baik akan mencegah terjadinya cidera pada waktu melakukan aktifitas olahraga. Juga akan mengurangi keparahan apabila mendapatkan cidera. Kemampuan maksimal dari penampilan seorang olahragawan akan diperoleh dengan kecukupan dalam kekuatan otot dan keseimbangan, power, daya tahan, kordinasi neuromuskuler, fleksibilitas sendi, daya tahan kardiovaskuler, dan komposisi tubuh yang sesuai untuk olahraga
  2. Pemilihan metode latihan yang tepat; Pemilihan metode yang tepat adalah meliputi efisiensi gerakan yang sesuai, efketifitas program latihan, termasuk FITT (frekwensi, Intensitas, Time, Tipe) yang adekuat. Gerakan yang salah harus dikoreksi dan dengan dasar gerakan yang baik.
  3. Rest dan recovery; tidur yang cukup adalah prinsip penting untuk mental yang baik dan kesehatan fisik serta menjadi bagian kritis dari recovery setelah bekerja berat. Kronik overexertion dan kelelahan dapat membuat atlet lebih mudah mengalami cidera
  4. Muscle soreness; penggunaan otot yang diatas ambang kemampuan dapat memunculkan muscle soreness (luka pada otot), kekakuan otot, dan spasme otot. Berdasarkan hipotesa spasme otot pada luka pada otot, ischemic pada otot dan adanya nyeri pada otot menghasilkan reflek spastik kontraksi dan dilanjutkan dengan viscous circle ischemic, spasme dan nyeri. Sedang didasari oleh hipotesa kerusakan jaringan, microtear dan nyeri menghasilkan rangsangan pada nerve ending sehingga menimbulkan bengkak pada otot. Bengkak, spasme dan nyeri menandai adanya luka pada otot. Pemberian massage yang tepat akan dapat mengurangi bengkak (oedema), dan menurunkan spasme otot. Pemberian es dapat memfasilitasi proses penyembuhan luka, Dan istirahat yang cukup dapat menghindari kerusakan mikroskopik dari jaringan
  5. Peralatan yang sesuai ; Sepatu merupakan peralatan yang paling harus disesuaikan dalam setiap aktifitas olahraga . Penggunaan sepatu ini sangat individualis dan harus dipilih secara hati hati. Penggunaan sepatu yang tidak sesuai dapat mengakibatkan adanya cidera seperti cidera karena tekanan yang tidak sesuai, dan iritasi kulit yang dapat mengakibatkan adanya luka bakar pada kaki.
GEJALA PENYAKIT PARKINSON

Penyakit Parkinson
Penyakit Parkinson adalah gangguan degeneratif pada sistem saraf yang umumnya berlangsung perlahan. Penyebab terjadinya penyakit Parkinson adalah kurangnya jumlah neurotransmitter dopamin di dalam susunan saraf. Kondisi ini disebabkan oleh kerusakan sel-sel otak (neuron) yang memproduksi dopamin. Parkinson Primer disebabkan berkurangnya dopamin  karena bertambahnya usia, sedangkan Parkinson Sekunder disebabkan terhambatnya pengaliran dopamin yang bisa saja disebabkan oleh tumor, stroke, gangguan pembuluh darah, dan trauma. Ketika sekitar 60 sampai 80% dari sel yang memproduksi dopamin rusak dan tidak menghasilkan cukup dopamin, maka akan menyebabkan munculnya gejala-gejala penyakit Parkinson.
Tiga Gejala Utama
Tiga gejala utama penyakit parkinson yang disebit Trias Parkinson adalah:
1). Gejala Tremor
Tremor adalah gejala awal pada penderita parkinson. Tremor biasanya muncul pertama kali pada jari-jari tangan. Kemudian secara bertahap bias meluas ke anggota gerak bawah. Pada tahap lanjutnya bisa meluas ke rahang bawah, bibir, lidah, dan kepala. Tremor dapat bertambah seiring dengan perubahan mood.
2). Gerakan Melambat
Pada penderita parkinson biasanya muncul gejala satu ini. Penderita tahap lanjut sulit melakukan hal-hal sepert mengikat tali sepatu, memasukkan kancing, dan lain-lain, bahkan cenderung tidak bisa melakukan hal-hal tersebut. Penderita akan kesulitan menulis dan  tulisan menjadi semakin kecil, ini disebut sebagai “Lowercase”. Pada saat berjalan, langkah awalnya sangat sulit, tidak dapat berhenti tepat waktu. Penderita akan kesulitan membalikkan badan. Selain itu pasien akan berjalan dengan  langkah yang kecil-kecil.
3). Otot Menjadi Kaku
Tungkai dan dada pada penderita parkinson biasanya akan kehilangan kelenturannya dan berubah menjadi kaku. Saat beraktivitas,tungkai akan terasa lemas, dan tidak bertenaga. Dilihat dari wajah pasien, ekspresinya terlihat kaku dan jarang mengedipkan mata,serta tubuhnya terlihat lebih bungkuk. Tungkai, leher, otot-otot wajah pasien penderita parkinson akan mengalami kekakuan. Semakin hari akan terasa semakin berat, bahkan untuk melakukan kegiatan sehari-hari pun akan lebih susah.
Gejala Lain
Gejala lain yang bias muncul seperti bicaranya menjadi cadel, tidak dapat mengekspresikan apa yang ada dalam pikiran, kemampuan melakukan tindakan yang berulang-ulang serta kecepatannya berkurang, kemampuan bergerak berkurang, tidak dapat membalikkan badan sendiri, ekspresi wajahnya datar, dan kesulitan menelan makanan. Untuk penderita yang parah, pada saat berjalan, kepala, postur tubuh dan bagian lainnya akan terlihat abnormal.
Penderita parkinson juga dapat mengalami gejala-gejala yang berhubungan dengan kondisi kejiwaanya seperti depresi, demensia, apatis, depresi, tidak responsif, tidak bias mengontrol diri, pesimisme, kecemasan, kecemburuan paranoid, keras kepala, takut, marah, dan lain-lain. Selain itu, terkadang pada penderita juga muncul gejala bahasa yang berkurang dan suara dengung, kesulitan menelan, mengeluarkan air liur, dan gangguan tidur.
Ke Mana Harus Periksa ?
Jika Anda mengalami gejala seperti di atas, mungkin Anda menderita penyakit Parkinson. Segera periksa ke dokter spesialis saraf untuk pemeriksaan dan penanganan lebih lanjut. Memahami gejala parkinson, mengetahuinya sejak dini, dan mengobatinya seawal mungkin akan menambah tingkat kesembuhan penderita Parkinson.
Berikut ini 10 tanda awal penyakit Parkinson:

1. Hilangnya indera penciuman
Hilangnya bau kerap diikuti dengan hilangnya rasa. Dopamin adalah pengantar kimia yang membawa sinyal antara otak dan otot dan saraf di seluruh tubuh. Seperti yang memproduksi dopamin sel mati, indera penciuman menjadi terganggu, dan pesan seperti isyarat bau tidak sampai.
2. Sulit tidur
Ahli saraf tetap waspada terhadap kondisi tidur cepat yang dikenal sebagai rapid eye-movement behavior disorder (RBD). Orang dengan RBD mungkin berteriak, menendang, atau menggemeretakkan gigi mereka. Mereka bahkan dapat menyerang pasangan tidur mereka.
Dua masalah tidur lainnya yang umumnya berkaitan dengan Parkinson adalah sindrom kaki gelisah (kesemutan atau rasa tusukan di kaki dan perasaan bahwa Anda harus memindahkan mereka) dan tiba-tiba berhenti bernapas sejenak saat tidur (sleep apnea).
Tidak semua pasien dengan kondisi ini memiliki Parkinson, tapi sejumlah besar pasien Parkinson–hingga 40 persen dalam kasus sleep apnea–memiliki kondisi ini.
3. Mengalami sembelit dan problem berkemih
Salah satu tanda awal yang paling umum dari Parkinson–dan yang paling diabaikan karena ada banyak kemungkinan penyebab–adalah sembelit dan kentut. Ini hasil dari penyakit Parkinson yang mulai mempengaruhi sistem saraf otonom, yang mengatur aktivitas otot halus seperti yang bekerja perut dan kandung kemih. Usus dan kandung kemih dapat menjadi kurang sensitif dan memperlambat proses pencernaan keseluruhan.
Salah satu cara untuk mengenali perbedaan antara sembelit biasa dan sembelit disebabkan oleh Parkinson adalah bahwa yang terakhir sering disertai dengan perasaan kenyang, bahkan setelah makan sangat sedikit.
4. Kurangnya ekspresi wajah
Kehilangan dopamin dapat mempengaruhi otot-otot wajah, membuat mereka kaku dan lambat dan mengakibatkan kurangnya karakteristik ekspresi. “Beberapa orang menyebutnya sebagai wajah batu atau wajah poker,” kata ahli saraf Pam Santamaria, ahli Parkinson di Nebraska Medical Center di Omaha.
5. Nyeri pada leher
Tanda ini sangat sering terjadi pada wanita, setelah mengeluhkan tremor dan kekakuan. Nyeri leher ini sifatnya terus berlanjut, tidak seperti kram otot biasa yang hilang setelah satu atau dua hari. Pada beberapa orang, muncul mati rasa dan kesemutan.
6. Lambat saat menulis
Salah satu gejala Parkinson, yang dikenal sebagai bradykinesia, adalah perlambatan dan hilangnya gerakan spontan dan rutin. Tulisan tangan adalah salah satu tempat yang paling umum untuk mengenai tanda bradykinesia.
Mencuci dan berpakaian juga digunakan untuk menandai kemunculan bradykinesia. Seseorang mungkin butuh waktu lama untuk berdandan atau berurusan dengan ritsleting dan pengencang lainnya.
7. Perubahan suara
Suara mulai berubah, sering menjadi jauh lebih lembut dan lebih monoton. Ini adalah tanda yang sering dilupakan dokter yang mendiagnosis seseorang dengan penyakit ini. Otot-otot wajah yang kaku membuatnya lebih sulit mengatakan sesuatu dengan jelas.
8. Lengan tidak berayun bebas
Lengan tak bisa direntangkan dengan bebas, sehingga untuk meraih vas bunga di rak tertinggi akan mengalami kesulitan. Bisa juga, salah satu lengan tak bebas berayun seperti lengan lainnya.
9. Berkeringat secara berlebihan
Ketika Parkinson mempengaruhi sistem saraf otonom, ia kehilangan kemampuannya untuk mengatur tubuh, yang dapat menyebabkan perubahan pada kulit dan kelenjar keringat. Beberapa orang menemukan diri mereka berkeringat secara tak terkendali ketika tidak ada alasan yang jelas, seperti panas atau kecemasan. Bagi seorang wanita, serangan ini kabur dengan gejala menopause. Istilah resmi untuk gejala ini adalah hiperhidrosis.
10. Perubahan suasana hati dan kepribadian
Para ahli tidak yakin mengapa, tapi ada berbagai perubahan kepribadian terkait dengan yang datang dengan Parkinson, termasuk kecemasan diucapkan dalam situasi baru, penarikan sosial, dan depresi. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa depresi pada seseorang yang sebelumnya tidak mengalaminya adalah tanda pertama pada kebanyakan pasien Parkinson.

Selasa, 21 Juni 2016

MENANGANI CIDERA SAAT BEROLAHRAG

                        Menangani Cedera Saat Berolahraga

Menangani Cedera Saat Berolahraga
Apabila seseorang, bahkan seorang atlet, mengalami cedera otot maupun keseleo, sebaiknya tidak dipijat.
Kegiatan olahraga merupakan salah satu aktivitas yang telah berubah menjadi gaya hidup baru bagi sebagian masyarakat dunia. Setiap harinya, mereka bahkan menyempatkan melakukan olahraga ringan sebelum pergi ke tempat kerja.
Biasanya, mereka kerap melakukan olahraga ringan seperti jogging, bersepeda, berenang, atau juga fitness. Bagi mereka, olahraga penting dilakukan guna melatih kekuatan otot agar tidak kaku dan menjaga kebugaran agar tubuh tetap sehat.
Orang yang berolahraga belum tentu melakukan kegiatan tersebut dengan benar. Sehingga, jika salah dalam menerapkan kegiatan olahraga dapat menyebabkan orang tersebut mengalami cedera.
Cedera merupakan segala bentuk kecelakaan fisik kecil yang timbul pada saat atau setelah olahraga. Cedera terdiri dari dua jenis, yakni cedera ringan dan cedera berat. Keduanya memiliki cara penanganan yang berbeda.
Banyak hal yang mengakibatkan seseorang mengalami cedera saat berolahraga. Di antaranya adalah kurang pemanasan saat berolahraga, tidak memahami jenis olahraga yang cocok dengan tubuhnya, serta kurangnya asupan gizi dan nutrisi yang dibutuhkan tubuh.
Disadari atau tidak, dalam berolahraga itu ada aturannya. Kita harus pemanasan dulu agar otot tidak kaget ketika melakukan aktivitas berat. Mengetahui kondisi fisik sendiri juga tak kalah penting, guna mengurangi risiko cedera.
Sebelum berolahraga atau melakukan latihan fisik, dia menyarankan agar cukup istirahat dan hidrasi, makan minimal dua jam sebelum latihan atau berolahraga, dan yang terpenting jangan melakukan kegiatan tersebut apabila sedang tidak enak badan atau demam. Selain itu, jika sudah merasa lelah dan sulit bernapas maka penting untuk segera menghentikan kegiatan olahraga.
Cedera juga kerap terjadi pada para atlet. Walau sering melakukan aktivitas fisik, faktor usia, jenis kelamin, komposisi tubuh, dan riwayat kesehatan sang atlet juga sangat memengaruhi cedera.
Selain itu ada juga faktor eksternal yang melatarbelakangi atlet tersebut bisa cedera, yaitu faktor cuaca panas sehingga menyebabkan atlet mudah dehidrasi dan si atlet menjadi sulit konsentrasi.
Walau begitu, tidak terkecuali para atlet apabila seseorang mengalami cedera otot maupun keseleo sebaiknya tidak dipijat. Hal ini karena pemijatan pada area yang sakit hanya akan mengakibatkan peradangan dan pembengkakan.
Pada saat kita mengalami cedera, pembuluh darah di bagian yang sakit tersebut sedikit pecah. Kalau dipijat, area yang pecah itu akan semakin melebar sehingga menyebabkan pembengkakan. Karena itu, jika mengalami cedera, sebaiknya area yang sakit diberikan es batu yang telah dilapisi kain. Karena, es batu memiliki sifat analgetik yang dapat membantu meredam rasa sakit.
Untuk cedera ringan yang mudah diatasi seperti krem otot, disarankan agar segera menghentikan kegiatan olahraga atau latihannya sejenak. Hal ini berguna untuk mengistirahatkan otot yang keram akibat penggunaan aktivitas otot yang berlebihan.
Latihan fisik dan olahraga memang penting dilakukan agar tubuh tetap bugar dan sehat. Kesehatan juga menentukan agar orang tersebut bisa tetap produktif secara sosial maupun ekonomi. Akan tetapi, kiranya juga sangat penting untuk mengetahui pentalaksanaan kegiatan tersebut dengan baik, supaya kita tidak mengalami cedera dan dapat mengganggu mobilitas kita.
Dihimbau agar masyarakat tetap memperhatikan prinsip dasar latihan fisik atau olahraga dengan baik. Di antaranya adalah sesuai dengan kemampuan orang tersebut, sesuai dengan kesukaan atau kegemarannya, dan bervariasi agar tidak bosan. Selain itu, olahraga sebaiknya dilakukan secara bertahap dari yang ringan hingga yang berat, selalu melakukan pemanasan, inti, dan pendinginan, serta yang terpenting adalah mengubah gaya hidup.
Semua kegiatan yang bertujuan membuat tubuh tetap sehat tersebut akan percuma dilakukan, apabila kita masih memiliki gaya hidup tidak sehat seperti merokok dan minum minuman beralkohol.

 Lakukan aktivitas peregangan sebelum dilakukan olah raga, terutama pada otot yang akan banyak bekerja pada jenis olah raga tertentu. 
Lakukan teknik olah raga yang benar, misalnya pada tennis; gunakan raket yang sesuai dengan besar tangan anda, pada golf; lakukan gerakan mengayun dengan teknik yang benar, dan masih banyak ciri khas tiap jenis olah raga yang wajib dicermati sebelum dilakukan. 
Gunakan perlengkapan yang diperlukan dengan benar, antara lain; sarung tangan yang tepat, sepatu yang sesuai untuk jenis olah raga, baju olah raga yang nyaman dan mampu menyerap keringat. 
Sebaiknya tidak melakukan olah raga yang belum pernah dilakukan sebelumnya, dengan intensitas langsung berat dan dalam waktu lama. 
Lakukan aktivitas peregangan kembali sesudah melakukan aktivitas olah raga. 

Bagaimana mengenali terjadinya cedera olah raga?
Pasca olah raga sering terjadi nyeri otot normal yang dapat timbul segera setelah olah raga, atau 1-2 hari kemudian. Dalam keadaan normal, nyeri tersebut akan hilang sendiri dalam waktu kurang dari 7 hari. Namun pada pada cedera olah raga akan timbul nyeri berkepanjangan, yang jika dibiarkan akan menyebabkan gangguan fungsi gerak tubuh.

Apa saja jenis cedera olah raga?
 

Cedera tulang
Contoh: patah tulang kering atau tulang telapak kaki pada pelari jarak jauh, disebut juga fatigue fracture.
Cedera otot
Contoh: robekan otot yang sering terjadi pada otot paha bagian depan (sering terjadi pada sepak bola), atau otot betis (sering terjadi pada tennis)
Cedera sendi Contoh: pengikat sendi (ligamen) yang teregang berlebihan atau bahkan putus yang mengakibatkan sendi yang terkena menjadi tidak stabil 
Apa yang harus dilakukan bila terjadi cedera olah raga?

Pertolongan pertama pada cedera olah raga bertujuan untuk meminimalkan pembengkakan jaringan, dilakukan dengan cara sebagai berikut:
Kompres es pada area yang cedera selama 15-20 menit (jangan lebih), dapat diulang 3-4x/hari. 
Membalut area yang cedera dengan bahan yang elastis, seperti elastic verband
Posisikan area yang cedera lebih tinggi dari letak jantung
Istirahatkan bagian tubuh yang cedera untuk sementara

Hubungi dokter Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi/Spesialis Ortopedi terdekat.

FISIOTERAPI DADA PADA ANAK

                                              Fisioterapi dada pada anak

                   Fisioterapi adalah ilmu yang mempelajari upaya-upaya manusia untuk mencapai derajat kesehatan yang diinginkan melalui penanggulangan problem gerak dengan penerapan sumber fisik dan mekanik. Dalam hal ini penanggulangan terganggunya gerakan lendir/dahak dari paru menuju kesaluran nafas atas. Pada anak yang mengalami gangguan infeksi saluran pernafasan sering terjadi peningkatan produksi lendir yang berlebihan pada paru-parunya, lendir/dahak sering menumpuk dan menjadi kental sehingga sulit untuk dikeluarkan, terganggunya transportasi pengeluaran dahak ini dapat menyebabkan penderita semakin ke sul i t an untuk menge lua rkan dahaknya, sehingga anak menjadi tidak nyaman dan gelisah serta rewel.
                Penerapan fisioterapi melalui pemberian terapi inhalasi dan pemanasan dengan sinar infra merah serta memanipulasi dada dan punggung dengan tepukan, tekanan, postural drainage dan latihan pernafasan akan mengefektifkan system pengeluaran dahak disaluran pernafasan sehingga dahak banyak yang dikeluarkan dan anak jadi lebih lega bernafas dan batuk dapat berkurang.
Pengobatan fisioterapi bertujuan untuk :
-Mengecerkan dahak
• Membantu mengeluarkan dahak
• Melancarkan jalan nafas
• Mengurangi batuk dan bunyi nafas
• Meningkatkan kapasitas vital paru
Upaya-upaya yang dikeluarkan untuk mencapai tujuan diatas adalah :
1. Pemberian sinar infra merah
2. Pemberian nebulizer atau merubah media cair menjadi uap untuk dihirup
3. Pemberian chest therapy (breathing exercise) merupakan suatu bentuk
manipulasi pada dada atau punggung dan perut dengan suatu teknik tertentu.
Frekuensi pengobatan diberikan melalui dua fase :
• 3 kali berturut-turut setiap hari
• 2-3 kali selang-seling satu hari, setelah itu harus kontrol kedokter lagi
Pengobatan akan lebih efektif jika 1 jam sebelum diterapi anak sudah minum obat yang dianjurkan oleh dokter karena terapi konsentrasi obat dapat maksimal pada daerah yang sakit.

Pada umumnya untuk kasus batuk pilek yang ringan hanya dibutuhkan 1-2 kali fisioterapi tapi untuk kasus yang berat bisa dibutuhkan sampai 7 kali, bahkan lebih. Penghematan terhadap pengeluaran-pengeluaran tersebut sangat bisa dilakukan jika orang tua mengerti teknik fisioterapi untuk kemudian mempraktikkannya di rumah. Memang ada alat yang dibutuhkan dalam fisioterapi ini, yaitu nebulizer yang harganya relatif (berkisar 800 ribu rupiah ke atas). Namun kalau dihitung-hitung, boleh jadi harga tersebut jatuhnya lebih murah dibanding total biaya yang dikeluarkan jika harus mondar-mandir ke rumah sakit.
Fisioterapi di rumah dapat dilakukan pada semua orang, tanpa pandang umur, dari bayi
hingga dewasa. Hanya saja untuk melakukan fisioterapi pada bayi, orang tua umumnya
tidak memiliki rasa percaya diri. Wajar saja, karena tubuhnya masih begitu mungil.
Apalagi memang ada beberapa teknik fisioterapi untuk bayi yang hanya bisa dilakukan
fisioterapis profesional, misalnya untuk mengeluarkan lendir setelah proses inhalasi
dengan nebulizer.
Kondisi yang mengizinkan fisioterapi:
* Dokter menyarankan anak menjalani fisioterapi.
* Batuk-pilek ringan (tidak disertai demam dan lamanya belum lebih dari 3 hari).
Hindari fisioterapi bila:
o Kondisi batuk pilek yang dialami anak tergolong berat atau disertai demam.
o Anak mengalami sesak yang parah karena dengan fisioterapi malah bisa menambah
sesaknya.
o Anak baru saja menghabiskan makannya karena dapat mengakibatkan muntah.
Syarat fisioterapi
+ Sebelumnya, anak sudah banyak minum air putih.
+ Pakaian yang dikenakan harus longgar.
+ Ruangan yang dipakai tidak banyak berdebu, tidak lembap, ventilasi udara baik.
+ Tersedia perlengkapan yang dibutuhkan:
- bantal
- tempat tidur dan kursi
- alat nebulizer
Tahapan fisioterapi:
1. INHALASI
            Inhalasi adalah pengobatan dengan cara memberikan obat dalam bentuk uap kepada si
sakit langsung melalui alat pernapasannya (hidung ke paru-paru). Alat terapi inhalasi
bermacam-macam. Salah satunya yang efektif bagi anak adalah alat terapi dengan
kompresor (jet nebulizer). Cara penggunaannya cukup praktis yaitu anak diminta
menghirup uap yang dikeluarkan nebulizer dengan menggunakan masker.
Obat-obatan yang dimasukkan ke dalam nebulizer bertujuan melegakan pernapasan atau
menghancurkan lendir. Semua penggunaan obat harus selalu dalam pengawasan dokter.
Dosis obat pada terapi inhalasi jelas lebih sedikit tapi lebih efektif ketimbang obat
oral/obat minum seperti tablet atau sirup. Ya, karena dengan inhalasi obat langsung
mencapai sasaran. Bila tujuannya untuk mengencerkan lendir/sekret di paru-paru, obat
itu akan langsung menuju ke sana.
2. PENGATURAN POSISI TUBUH
           Tahapan ini disebut juga dengan postural drainage, yakni pengaturan posisi tubuh untuk
membantu mengalirkan lendir yang terkumpul di suatu area ke arah cabang bronkhus utama
(saluran napas utama) sehingga lendir bisa dikeluarkan dengan cara dibatukkan. Untuk
itu, orang tua mesti mengetahui di mana letak lendir berkumpul.
Caranya:
* Taruh tangan di bagian dada atau punggung anak.
* Minta anak menarik nafas dalam-dalam lalu keluarkan melalui mulut secara perlahan.
* Dekatkan telinga kita ke tubuhnya dan dengarkan asal bunyi lendir. Biasanya lendir
yang mengumpul akan menimbulkan suara. Atau, rasakan getarannya.
* Setelah letak lendir berhasil ditemukan, atur posisi anak:
- Bila lendir berada di paru-paru bawah maka letak kepala harus lebih rendah dari dada
agar lendir mengalir ke arah bronkhus utama. Posisi anak dalam keadaan tengkurap.
- Kalau posisi lendir di paru-paru bagian atas maka kepala harus lebih tinggi agar
lendir mengalir ke cabang utama. Posisi anak dalam keadaan telentang.
- Kalau lendir di bagian paru-paru samping/lateral, maka posisikan anak dengan miring
ke samping, tangan lurus ke atas kepala dan kaki seperti memeluk guling.
3. PEMUKULAN/PERKUSI
Teknik pemukulan ritmik dilakukan dengan telapak tangan yang melekuk pada dinding dada
atau punggung. Tujuannya melepaskan lendir atau sekret-sekret yang menempel pada
dinding pernapasan dan memudahkannya mengalir ke tenggorok. Hal ini akan lebih
mempermudah anak mengeluarkan lendirnya.
Caranya:
* Lakukan postural drainage. Bila posisinya telentang, tepuk-tepuk (dengan posisi
tangan melekuk) bagian dada sekitar 3-5 menit. Menepuk bayi cukup dilakukan dengan
menggunakan 3 jari.
* Dalam posisi tengkurap, tepuk-tepuk daerah punggungnya sekitar 3-5 menit.
* Dalam posisi miring, tepuk-tepuk daerah tubuh bagian sampingnya. Setelah itu lakukan
vibrasi (memberikan getaran) pada rongga dada dengan menggunakan tangan (gerakannya
seperti mengguncang lembut saat membangunkan anak dari tidur). Lakukan sekitar 4-5
kali.
Prosedur suction paling sering dilakukan untuk menghilangkan sekresi berlebihan, mungkin juga diperlukan untuk mendapatkan spesimen untuk pemeriksaan laboratorium. Suctioning dapat dilakukan oleh perawat maupun dokter. Pada dasarnya suction pada anak sama dengan klien dewasa. Anak-anak mungkin tidak dapat jelas sekresi mereka sendiri trachebronchial karena beberapa alasan, termasuk:
• Patologi pernafasan menyebabkan perubahan dalam jenis atau jumlah sekresi, atau gangguan dari proses clearance normal mukosiliar
• gangguan saraf yang menghambat / menekan refleks batuk biasa, atau
• adanya saluran napas buatan



Persiapan Anak
       Anak harus diposisikan tepat dan aman memegang selimut menggunakan dan / atau asisten yang sesuai. Setiap pertimbangan khusus / persyaratan dari masing-masing anak harus ditangani, misalnya: Nebulised diberikan sebagai obat yang diresepkan
• Pra-oksigenasi
Pra-oksigenasi sebelum pengisapan oleh metode yang tepat akan diperlukan untuk anak-anak yang pada penilaian klinis individu:
• Apakah dianggap beresiko desaturation selama prosedur
• Membutuhkan> oksigen terinspirasi 40%
Hiperinflasi mungkin diperlukan untuk anak-anak ventilasi yang telah mengurangi kepatuhan paru-paru, misalnya edema paru.
Ini hanya dilakukan oleh perawat berpengalaman atau fisioterapis.
Persiapan Peralatan: Tekanan Negatif
Unit hisap mungkin sistem vakum pipa atau unit portabel .
Tekanan negatif dari unit harus diperiksa sebelum memasang kateter ke hisap tabung
Hal ini dilakukan dengan menyalakan unit, menempatkan jari di ujung selang hisap dan kemudian mencatat pembacaan manometer hisap. Jika perlu, tekanan harus diubah tepat sebelum melanjutkan
rekomendasi tekanan hisap ini adalah:
• 60-80 mmHg (8-10 kPa) untuk neonatus
• Sampai dengan 120 mmHg (<16 kPa) untuk anak yang lebih tua
vakum harus diperiksa sebelum setiap prosedur.
Kateter tidak boleh "tertekuk" sebelum penyisipan dalam upaya untuk mengontrol vakum
Persiapan peralatan: Kateter Seleksi
Kateter pengisap kaku (yaitu Yankauer pengisap) dapat digunakan untuk membersihkan mulut tebal dan / atau partikel.
Dalam semua keadaan lain, kateter tidak boleh melebihi lebih dari 50% dari diameter internal saluran napas. Kateter harus memiliki tips bulat . Kateter harus memiliki dua atau tiga lubang lateral kecil untuk memberikan bantuan jika lubang distal menjadi tersumbat. Kateter tidak boleh memiliki lebih dari 3 lubang lateral. Semakin besar jumlah lubang lateral, lebih lemah dinding kateter hisap, lubang lateral dari kateter hisap harus lebih kecil dari lubang distal
Jika tidak tersedia sebuah "Y" konektor harus digabungkan antara pipa hisap & kateter.
Frekuensi suction ditentukan oleh kondisi klinis anak (termasuk auskultasi dada) dan tidak interval waktu yang telah ditentukan.
Sebelum melakukan suction peralatan berikut harus dikumpulkan:
• Unit Suction
• Kateter suction, jenis dan ukuran yang sesuai
• Irrigant solusi (jika dianggap sesuai)
• Spesimen kontainer (jika diperlukan)
• sarung tangan non-steril
• Celemek
• Bowl keran air bersih
• Tissues
• Selimut (untuk menahan anak jika perlu)
Semua peralatan harus diperiksa untuk memastikan itu sepenuhnya operasional. peralatan resusitasi harus siap tersedia. Dua orang mungkin diperlukan untuk prosedur ini, yaitu satu untuk melakukan suction & yang lain untuk mengendalikan anak. Anak harus ditempatkan di sisi mereka bila memungkinkan.
Airway suction harus dilakukan sebagai prosedur "bersih". Sebuah handwash klinis harus dilakukan meskipun Dalam keadaan darurat ini mungkin tidak praktis.
Sarung tangan harus dipakai. Tidak boleh ada kontak antara kateter suction dan apa pun selain tangan bersarung praktisi dan jalan napas anak. Kateter jarak hisap dimasukkan ke dalam saluran udara ditentukan dengan mengukur panjang jalan napas anak ditambah koneksi. Di mana tidak ada jalan napas buatan di situ, pengukuran yang tepat ditentukan oleh jarak dari tingkat insisivus pusat (atau di mana mereka akan) terhadap sudut rahang bawah Tujuannya adalah untuk memperkenalkan kateter kemudian hanya melewati titik ini. Untuk anak-anak yang memiliki saluran udara buatan, panjangnya harus dicatat. Kateter ini kemudian dimasukkan persis di luar jarak ini, tetapi tidak sejauh carina. tim medis si anak kadang-kadang dapat menginstruksikan penyisipan jarak pendek, misalnya pembedahan pasca-trakea.
kateter Suction harus dimasukkan ke dalam saluran napas lembut, memastikan tidak ada tekanan negatif yang diterapkan Kateter tidak boleh diputar pada penghapusan tapi ditarik langsung dari jalan napas.
Penerapan versus intermittent hisap terus menerus.
Durasi maksimum dari setiap upaya hisap harus ditentukan oleh anak klinis's respon individu, tapi harus dibatasi tidak lebih dari 10-15 detik
Jika anak memiliki sekresi viskos yang tidak efektif dibersihkan oleh pengisapan, penggunaan solusi irrigant dapat. Namun irrigants tidak boleh digunakan secara rutin Solusi yang disarankan untuk irigasi adalah natrium klorida 0,9%. Aliquot Direkomendasikan irrigants berkisar dari 0,5 ml pada neonatus untuk 2 ml untuk anak-anak yang lebih tua Suatu kuantitas yang lebih besar mungkin diperlukan selama perawatan fisioterapi.
Sementara hisap melakukan anak harus terus diamati, dengan perhatian khusus dibayarkan kepada:
• Pernapasan tarif dan
• Warna
• Denyut jantung
• SAO 2 (jika sudah sedang dipantau)
• Jumlah, warna & viskositas aspirasinya diperoleh
Jika kondisi anak memburuk, prosedur resusitasi yang tepat harus dimulai segera. kateter hisap sekali pakai ini dirancang untuk digunakan prosedur tunggal saja, yaitu kateter dapat digunakan kembali hanya jika upaya lebih lanjut langsung di isap napas diperlukan. Kateter harus diubah antara hisap dari jalan napas buatan dan mulut / hidung.

Selasa, 31 Mei 2016

Sejarah Fisioterapi Dunia


Sejarah Fisioterapi Dunia, mungkin semua orang sudah mengenal fisioterapi, (baca : pengertian fisioterapi ), tapi apakah anda tau bagaimana sejarah fisioterapi ? awal mula fisioterapi, bagaimana terbentuknya  profesi fisioterapi, yuk, cari tau tentang sejarah fisioterapi dunia ,,

penggambaran fisioterapi di dunia berbeda-beda di  berbagai negara, antara

  • Di Amerika Serikat, fisioterapi biasanya disebut sebagai Terapi Fisik,
  • Fisioterapi (Indonesia), 
  • Physiotherapy (negara Eropa), 
  • Fysiotherapie (Belanda) 

istilah-istilah di atas pada hakekatnya sama mempunyai nilai-nilai, konsep, paradigma yang bersifat universal.

Fisioterapi pada saat itu adalah pengobatan tua Pada Zaman Yunani Kuno di era Hippocrates. Sejak saat itu Fisioterapi telah berevolusi dari pijat sederhana untuk portofolio kompleks  terapi dengan aplikasi khusus.

Zaman Yunani Kuno sekitar tahun 460 SM, Hector berlatih teknik Fisioterapi yang disebut “Hidroterapi”. Fisioterapi saat ini masih menggunakan hidroterapi, sekarang berkembang dan disesuaikan secara khusus untuk berbagai kondisi pasien.

Pada tahun 1894, fisioterapi di Inggris diakui sebagai cabang khusus keperawatan diatur oleh Perhimpunan Chartered. Dalam dua dekade berikutnya, program fisioterapi formal didirikan di negara-negara lain termasuk Selandia Baru (1913) dan USA (1914).

Pertama kalinya fisioterapi Amerika di Walter Reed College dan Rumah Sakit Portland, Oregon di mana perawat dengan pengalaman pendidikan jasmani bekerja sebagai "pembantu rekonstruksi". Sebagai "ajudan rekonstruksi" memberikan kontribusi vital untuk pemulihan dan rehabilitasi banyak dokter pada Perang Dunia I.

Pada tahun 1921, Maria McMillan membentuk Asosiasi Terapi Fisik di Amerika Serikat. Selanjutnya berganti nama menjadi APTA, organisasi ini sangat mempengaruhi perkembangan fisioterapi di Amerika.
Epidemi polio dari tahun 1920-an adalah tonggak titik balik untuk profesi fisioterapi. Suster Kinney, dari Mayo Clinic dicapai terkenal nasional untuk bekerja dengan para korban polio. Warm Springs Georgia Foundation didirikan pada tahun 1924 sebagai respon terhadap epidemi polio dan memberikan fisioterapi untuk pasien polio.

Setelah wabah polio mereda, pengobatan fisioterapi terutama terdiri dari olahraga, pijat dan traksi. Dari tahun 1950, manipulasi chiropractic juga diperkenalkan, paling umum di Inggris pada awalnya. Keistimewaan Ortopedi dalam fisioterapi juga muncul pada waktu yang sama.
Dari tanggal tersebut, fisioterapi diperluas dari rumah sakit keluar ke area lain dari perawatan medis. Fisioterapi sekarang bekerja juga di klinik, rumah jompo, praktek swasta dan sekolah.

Penelitian telah lama menjadi fitur fisioterapi modern, berasal dari publikasi penelitian studi Amerika Serikat pertama di tahun 1921. Penelitian terus aktif hingga saat ini di berbagai spesialisasi.
Sebuah kekuatan yang signifikan dalam evolusi fisioterapi baru-baru ini telah menjadi Federasi Internasional ortopedi Terapi manipulatif. Individu Terkemuka mengemudi perubahan teknik dan pelatihan yang telah menyertakan Mariano Rocabado (Chile), Freddy Kaltenborn  (Norwegia / USA), dan Geoffrey Maitland (Australia).

Selama 1980-an, teknologi menjadi fokus perubahan fisioterapi. Prosedur Novel fitur komputer, stimulasi listrik, ultrasound dan peralatan baru lainnya. Namun, dipimpin oleh Freddy Kaltenborn, bunga dikembalikan ke terapi manual dalam dekade berikutnya.

Sepanjang pengembangan pelatihan profesi Fisioterapi, dan teknik terus berubah dan memperbaiki diri. Pionir Berbakat telah berkontribusi kaya untuk literatur dan organisasi profesi lapangan.

Karena itu, Fisioterapi sekarang telah dapat pengakuan yang luas dan di hormati dengan baik, dengan banyak anak muda menyatakan minat dalam profesi fisioterapi, begitu juga di  indonesia.Fisioterapi merupakan ilmu yang menitikberatkan untuk menstabilkan atau memperbaiki gangguan fungsi alat gerak/fungsi tubuh yang terganggu yang kemudian diikuti dengan proses/metode terapi gerak.
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.778 Tahun 2008 tentang Pedoman Pelayanan Fisioterapi di Sarana Kesehatan, fisioterapi adalah suatu pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk individu dan atau kelompok dalam upaya mengembangkan, memelihara, dan memulihkan gerak dan fungsi sepanjang daur kehidupan dengan menggunakan modalitas fisik, agen fisik, mekanis, gerak, dan komunikasi. Fisioterapi dapat melatih pasien dengan olahraga khusus, penguluran dan bermacam-macam teknik dan menggunakan beberapa alat khusus untuk mengatasi masalah yang dihadapi pasien yang tidak dapat diatasi dengan latihan–latihan fisioterapi.
Orang yang menjalankan pelayanan Fisioterapi disebut Fisioterapis. Fisioterapis adalah seseorang yang telah lulus pendidikan fisioterapi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Dimensi Pelayanan Fisioterapi meliputi upaya peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhan dan pemulihan gangguan sistem gerak dan fungsi dalam rentang kehidupan dari praseminasi sampai ajal, yang terdiri dari upaya-upaya:
a.Peningkatan dan pencegahan (promotif dan preventif), Pelayanan fisioterapi dapat dilakukan pada pusat kebugaran, pusat kesehatan kerja, sekolah, kantor, pusat panti usia lanjut, pusat olahraga, tempat kerja/industri dan pada pusat-pusat pelayanan umum.
b.Penyembuhan dan pemulihan (Kuratif dan Rehabilitatif), pelayanan fisioterapi dapat dilakukan pada rumah sakit, rumah perawatan, panti asuhan, pusat rehabilitasi, tempat praktik, klinik privat, klinik rawat jalan, puskesmas, rumah tempat tinggal, pusat pendidikan dan penelitian.
Berdasarkan ruang lingkup pelayanan fisioterapi dan tuntutan kebutuhan masyarakat, dibagi menjadi:
a.Fisioterapi Kesehatan Wanita
b.Fisioterapi Tumbuh Kembang Anak
c.Fisioterapi Kesehatan dan Keselamatan Kerja
d.Fisioterapi Usia Lanjut
e.Fisioterapi Olahraga
f.Fisioterapi Kesehatan Masyarakat
g.Fisioterapi Pelayanan Medik: pengembangan pelayanan fisioterapi pelayanan medik didasari pada spesifikasi problem kesehatan pasien, seperti fisioterapi Muskuloskeletal (penyembuhan dan pemulihan gangguan anggota gerak tubuh terdiri dari otot, tulang, sendi, jaringan ikat), Fisioterapi Kardiovaskulopulmonal (penyembuhan dan pemulihan pada gangguan jantung, pembuluh darah, dan paru), Fisioterapi Neuromuskular (penyembuhan dan pemulihan pada gangguan sistem syaraf pusat dan sistem syaraf tepi), Fisioterapi Integument (penyembuhan dan pemulihan pada kecacatan fisik dan kulit).